Jakarta (Pinmas)--Pekan Olahraga dan Seni Antar Pondok Pesantren Tingkat Nasional (Pospenas) ke V bermanfaat sebagai kegiatan yang mampu menjalin silaturahmi antar pondok pesantren sebagai alat pemersatu bangsa. Selain itu mampu melahirkan olahragawan yang trampil dan handal.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Choirul Fuad Yusuf mengemukakan hal itu terkait dengan penyelenggarakan Pospenas V di Surabaya, Jawa Timur pada 5 sampai 11 Juli 2010. "Diharapkan juga mampu melahirkan bibit olahragawan yang tampil di tingkat nasional dan internasional," kata Fuad.
Kegiatan ini lanjut dia, sebagai arena untuk memberikan porsi yang sama kepada santri untuk mengembangkan potensi di bidang olahraga dan seni sebagaimana pelajar lainnya.
Ia juga menjelaskan, Pospenas pertama kalinya secara resmi diselenggarakan pada tahun 2001 di Mahad AL Zaitun Indramayu, Jawa Barat diikuti 2.668 peserta dibuka oleh Menteri Pendidikan Nasional A. Malik Fadjar. Pospenas II tahun 2003 di Palembang Sumatera Selatan diikuti 3.253 peserta dan dibuka Menko Kesra Jusuf Kalla.
Selanjutnya, Pospenas III tahun 2005 diselenggarakan di Medan, Sumatra Utara diikuti 3.500 peserta dan dibuka Menko Kesra Alwi Shihab. Pospenas IV tahun 2007 diselenggarakan di Samarinda, Kalimantan Timur diikuti 3.800 peserta dari 33 provinsi dan dibuka oleh Menteri Agama Maftuh Basyuni.
"Pospenas V pada awalnya akan diselenggarakan tahun 2009, namun diundur mengingat padatnya agenda nasional pada tahun 2009," kata Fuad.
Sementara itu Kakanwil Jawa Timur, Imam Haromain Asy`ari menyatakan sebagai tuan rumah provinsi Jawa Timur siap mensukseskan ajang para santri ini. Apalagi Jawa tImur dikenal sebagai `gudang` santri. "Kami siap menyelenggarakan event ini," katanya. Jawa Timur dengan jumlah penduduk lebih dari 37 juta jiwa memiliki 6 ribu pondok pesantren dengan jumlah santri sebanyak 975.066 santri.
Menurut Deputi Menpora bidang Pemberdayaan Olahraga selaku Ketua Harian Panjtapnas Pospenas Dr RPM Junusul Hairy, dari beberapa penyelenggaraan Pospenas telah lahir olahragawan yang tampil mewakili Indonesia di luar negeri seperti pada Sea Games.
"Ada santri yang jadi pemain sepakbola nasional, dan ada juga santri yang tampil di tingkat Asia Tenggara, mudah-mudahan akan lahir di event yang lebih tinggi lagi," kata Junusul. (ks)